Ketika Kiai Hasan Abdullah Dibina KH Ali Maksum: Dari Novel, Bioskop hingga ‘Proposal Hidup’

Ketika Kiai Hasan Abdullah Dibina KH Ali Maksum: Dari Novel, Bioskop hingga ‘Proposal Hidup’

Oleh: Alma Naina Balqis*

Suatu kali penulis berkesempatan sowan di PP. As- Salafiyah Mlangi dan disambut oleh menantu alm. KH Syuja’I Masduqi (pengasuh ponpes tersebut ) yang bernama KH. Hasan Abdullah, Katib Syuriah PWNU DIY.

Beliau menyambut dengan ramah dan akrab. Begitu pembicaraan mengalir ternyata dahulunya beliau pernah berguru kepada KH Ali Maksum. Dari sana dimulailah sebuah cerita tentang keunikan metode pembelajaran KH Ali Maksum terhadap Kiai Hasan.

Sambil mengenang masa mudanya, Kiai Hasan bercerita bahwa dahulu setelah dari Lasem beliau dipondokkan oleh neneknya kepada Mbah Ali (sebutan familiar KH. Ali Maksum). Sembari mondok beliau juga menuntut ilmu di perguruan tinggi.

Ketika itu Kiai Hasan tidak begitu menyukai metode pembelajaran di kampus yang monoton sehingga membuat beliau berpindah-pindah jurusan, bahkan fakultas. Lain cerita ketika Kiai Hasan berguru kepada Kiai Ali Maksum. Metode belajar yang diterapkan Kiai Ali terhadap Kiai Hasan sangat efektif. Sehingga menciptakan karakter yang mendalam pada pribadi Kiai Hasan.

“Mbah Ali dulu sering memberi saya buku bacaan. Terkadang juga novel-novel percintaan seperti karangan Agatha Christie pada zaman itu”. Tutur Kiai Hasan.

Selanjutnya, Kiai Hasan mengatakan kalau setiap buku bacaan pemberian Kiai Ali tersebut selalu diberi deadline selama tiga hari. Apabila deadline bacaan telah selesai maka Kiai Hasan wajib sorogan isi buku tersebut kepada Kiai Ali. Sorogan disini yang dimaksud adalah menyetorkan hasil bacaan dari buku yang telah dibacanya. Setelah selesai Kiai Ali selalu menanyakan tentang hikmah apa yang diperoleh dari isi buku tersebut.

Baca Juga: Pesan Kiai Ali Maksum Agar Umat Agar Umat Islam Tidak Memperuncing Perkara Khilafiyah

Metode itu juga berlaku dalam menonton film. Kiai Hasan mengenang bahwa dulu beliau pernah diajak Kiai Ali nonton film di bioskop. Pada saat film diputar, Mbah Ali sengaja tertidur, sedangkan Kiai Hasan disuruh untuk menonton tiap scene film tersebut. Tujuannya sama seperti perihal buku bacaan yang berujung pada sorogan.

Pada intinya tujuan Kiai Ali mengajarkan hal tersebut supaya Kiai Hasan dapat menangkap pesan bijak atau hikmah dari setiap buku yang dibacanya. Kebiasaan tesebut berhasil membuat hidup Kiai Hasan kian cinta terhadap buku. Beliau berkata bahwa seperti ada yang kurang bila setiap sekali dalam sebulan tidak ada buku baru.

KH Ali Maksum merupakan seorang tokoh yang terkenal disiplin dalam mendidik santri. Terlihat pada santri-santri beliau yang kini menjadi tokoh-tokoh besar dan berpengaruh.

Ada satu lagi cerita menarik dari Kiai Hasan tentang KH. Ali Maksum. Ajaran kedisiplinan ala Mbah Ali yang disebut oleh Kiai Hasan sebagai ‘Proposal Hidup’. Dawuh Mbah Ali, setiap waktu punya haknya masing-masing sehingga harus digunakan sebaik dan semanfaat mungkin.

Baca Juga: “Santri Ngrowot” dalam Pandangan KH Ali Maksum

Bagi Kiai Hasan sendiri cara menerapkan ‘Proposal hidup’ ala Mbah Ali yaitu dengan menulis segala hal yang telah dilakukan mulai bangun tidur hingga akan tidur kembali kemudian ditempelkan pada dinding-dinding kamar.

Menurut Kiai Hasan dengan cara seperti itu maka kita dapat berintrospeksi terhadap apa yang telah kita kerjakan seharian. Bisa memenuhi ‘Proposal hidup’ adalah kunci sukses.

Kiai Hasan pun tak lupa menerapkan metode ini dalam kehidupan putra-putranya.  Sedikit pesan dari Kiai Hasan, sukseslah dalam mehadapi kesuksesan yang kamu rencanakan. Singkatnya, sukses diukur bukan dari seberapa hasil yang kamu capai, melainkan apa saja yang sudah berhasil kamu lewati.

*Penulis merupakan santriwati Komplek R2 dan pegiat kajian sejarah

 

 

Alma Naina Balqis

Alma Naina Balqis

AlmaBalqis

12

Artikel